Minggu, 25 Oktober 2009

Teddy ku Yang Mungil

2 minggu yang lalu, ada kuis mata kuliah bahasa Indonesia yang harus menceritakan tentang "Benda Kesayangan". Setelah dipikir-pikir, benda yang paling kusayangi saat ini adalah sebuah dompet coklat yang mungil bermerek Teddy Milk, maka dari itu aku selalu memanggilnya "Teddy ku". Walaupun mungil, tapi dompet itu adalah teman seperjuanganku sejak aku duduk di bangku SMP dan benda itulah yang pertama kali aku beli dengan uang tabunganku sendiri, yang mungkin untuk anak sekolahan benda itu tergolong mahal pada saat itu. Maka sampai sekarang, aku selalu menjaga Teddy ku ini dengan baik. Dialah yang selalu aku butuhkan kalau aku pergi kemana saja.

Bahkan, aku pun bisa merasakan sedih jika Teddy ku sedang sakit alias keadaan dompet sedang menipis. Memang aneh bagiku, entah kenapa sampai sekarang aku belum bisa meninggalkan Teddy ku ini, walaupun ada dompet baru tetapi tetap saja Teddy ku yang selau menemaniku. Teddy ku itu ibaratnya buku harianku, karena didalam diri Teddy ku ini dia bisa tahu apa saja yang aku inginkan. Banyak terdapat gambar orang yang kusayangi, banyak pula aneka kartu-kartu yang aku butuhkan. Jadi, Teddy ku adalah Teman setiaku yang tidak akan pernah aku lupakan. Bagaimanapun rasanya untuk meninggalkannya tetap saja tidak bisa. Karena seolah-olah benda mungil itu selalu memohon agar tidak meninggalkannya.
Mungkin inilah yang dinamakan sebuah kesetiaan sari sang pemilik barang terhadap barangnya. Akupun tidak menampik, jika suatu saat aku akan mengganti Teddy ku ini dengan yang lain, hanya saja aku tidak akan melupakan bagaimana rasanaya menjadi sahabat setia pada Teddy ku yang mungil ini.
[ ... ]

Budaya kita menurut orang luar ???

Setelah saya bertanya pada om Google, ada banyak sekali postingan tentang budaya kita, yaitu warga Indonesia dari mata orang luar..alias Warga Negara Asing (WNA). Karena saya mempunyai hasrat untuk berkunjung ke negara yang terkenal dengan bunga Sakuranya alias Jepang. Maka saya tertarik tentang pendapat mereka yang pernah tinggal di negara tercinta ini. Mereka sebenarnya senag dengan kita, karena bangsa kita ini ramah dan baik (apa karena terkenal terlalu ramah juga yang membuat negara kita sering kecolongan masuknya NARKOBA ya??). Tapi ada beberapa pendapat mereka membuat saya sedikit terhenyak. Karena bangsa kita ini terkenal dengan :

1.) Budaya jam Karet
Well, budaya ini memang sudah tidah asing lagi bagi kita, karena kebanyakan dari kita memang melestarikan budaya ini. (sebenarnya juga, budaya ini dilahirkan dari kapan ya??). Agak sedikit tersinggung mengenai hal ini, tapi pendapat itu bukan saja dari negara yang terkenal dengan etos kerja yang tinggi macam Jepang, tapi beberapa negara lain mengatakan hal yang sama.
Kalau saya renungkan kembali, sebenarnya apakah ada yang salah dengan sistem berbangsa kita ya? Kenapa budaya jam karet itu sampai sudah menjadi hal biasa dalam kehidupan sehari-hari kita? Atau mungkin kita belum sama sekali mempunyai rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri? Apa perlu adanya sebuah punishment jika ada yang melakukan budaya itu lagi?

2.) Kebanyakan orangnya tidak mau turun ke lapangan
Mungkin maksudnya, para pekerja yang mempunyai jabatan tinggi yang jarang banget mau ikut turun ke lapangan kali ya? well, memang menurut saya juga begitu . Bukan jarang lagi, tapi memang banyak yang seperti itu. Kita bisa lihat dari kehidupan sehari-hari. Mana ada bos yang mau ikut research atau penelitian ke tempat yang mungkin hanya untuk bawahan bagi dia. Sebenarnya bukan negara kita saja yang seperti itu, hanya saja ini kan menurut pendapat warga Jepang yang mungkin warga negara mereka disana tidak seperti ini. Tapi tentang pendapat ini, saya akan setuju saja apabila sekarang bayak para pekerja yang lebih mau terlibat langsung dalam pekerjaan mereka. Sudah terbukti, negara kita ini banyak koruptornya itu karena tidak ada ynag mengawasi jalannya pekerjaan yang dikelola orang lain. Hasilnya banyak orang yang tidak bertanggung jawab melakukan hal-hal yang kotor seperti itu.

3.) Kalau bisa dikerjakan besok, kenapa tidak?
Inilah sebenarnya presepsi yang salah besar, istilahnya seperti menunda-nunda pekerjaan. Dimanapun, kapanpun, apapun pekerjaan yang kita punya harus kita laksanakan segera. Apalagi itu adalah suatu kewajiban. Karena, ingatlah Tuhan juga tidak suka kepada umat-Nya yang suka menunda sesuatu. Bisa jadi kita tidak sempat untuk menyelesaikan pekerjaan karena sudah dipanggil Yang Maha Kuasa.

Maka dari itu, kesimpulan saya mengenai budaya kita ini yang sudah meraja lela dari yang namanya masih anak-anak hingga yang sudah dewasa sekalipun. Diperlukan adanya sebuah rasa tanggung jawab dalam diri masing-masing. Karena itu sangat berdampak besar bagi diri kita sendiri.
Hidupkan negara tercinta kita dengan rasa disiplin dan tanggung jawab yang kuat. Agar kita bisa bangkitkan lagi Macan Asia seperti dulu.
[ ... ]